Senin, 20 Juli 2015

MANUSIA DAN KEINDAHAN

1.   Indah dan Keindahan
Apakah keindahan itu sebenarnya? Keindahan itu suatu konsep abstrak yang tidak dapat dinikmati karena tidak jelas. Keindahan itu baru jelas jika telah dihubungkan dengan sesuatu yang berwujud atau suatu karya. Keindahan itu baru dapat dinikmati jika dihubungkan dengan suatu bentuk. Keindahan hanya sebuah konsep, yang baru berkomunikasi setelah mempunyai bentuk, misalnya lukisan, pemandangan alam, tubuh yang molek, film, nyanyian.
Keindahan berasal dari kata indah, yang berarti bagus, cantik, molek, elok, permai. Yang berbentuk itu dapat berupa ciptaan manusia dan ciptaan tuhan. Ciptaan manusia misalnya taman yang indah, kampus yang indah, lukisan yang indah, pakaian yang indah dan lain-lain. Ciptaan Tuhan misalnya pemandangan alam yang indah, bentuk tubuh yang molek, dan sebagainya.

2.   Kontemplasi dan Ekstasi
Keindahan yang didasarkan pada selera seni didukung oleh faktor kontemplasi adalah dan ekstasi. Kontemplasi adalah dasar dari diri manusia untuk menciptakan sesuatu yang indah. Ekstasi adalah dasar dalam diri manusia untuk menyatakan, merasakan dan menikmati sesuatu yang indah.
Apabila kontemplasi dan ekstansi itu dihubungkan dengan kreativitas, maka, kontemplasi itu merupakan faktor pendorong untuk menciptakan yang indah, sedangkan ekstasi itu merupakan faktor pendorong untuk merasakan, menikmati keindahan. Karena derajat kontemplasi dan ekstasi itu berbeda-beda antara setiap manusia, maka tanggapan terhadap karya seni juga berbeda-beda.

3.   Keindahan, Keserasian, kehalusan
 Dalam keindahan itu tercermin unsur keserasian dan kehalusan. Keserasian yaitu kemanpuan menata, menciptakan sesuatu yang dapat dinikmati orang lain, menarik minat orang lain, sehingga dapat dikatakan indah. Kehalusan adalah kemampuan menciptakan sikap, perilaku, perbuatan, yang perhatian dan minat orang lain, sehingga dapat dikatakan indah.

Beberapa contoh kemampuan bersikap, berperilaku, berbuat dan bergerak yang menimbulkan keindahan yaitu bergaul dengan masyarakat dengan sikap sopan, ramah, rendah hati, tidak bersikap sombong, menanggapi orang lain dengan sabar dan tidak emosi, suka menolong orang lain, berpakaian sederhana tapi sopan, dan lain-lain. Dari kenyataan ini dapat dikatakan bahwa keindahan adalah sejumlah nilai moral dan esetis yang terdapat pada seseorang. Nilai moral dan estetis adalah kebaikan.

4.   Sifat-sifat Keindahan

(a)   Keindahan itu kebenaran.
Kebenaran artinya bukan tiruan lukisan Monalisa tidak indah, karena dasarnya tidak benar. Mana yang indah, gadis cantik atau lukisan gadis cantik itu?
(b)   Keindahan itu abadi
Abadi artinya tidak pernah dilupakan, tidak pernah hilang, surut.
(c)   Keindahan mempunyai daya tarik
Daya tarik artinya memikat perhatian orang, menyenangkan, tidak membosankan.
(d)   Keindahan itu universal
Universal artinya tidak terkait dengan selera perseorangan, waktu, dan tempat.
(e)   Keindahan itu wajar
Wajar artinya tidak berlebihan dan tidak pula kurang, menurut apa adanya alamiah.
(f)    Keindahan itu kenikmatan
Keindahan artinya kesenangan yang memberikan kepuasan.
(g)   Keindahan itu kebiasaan
Kebiasaan artinya dilakukan berulang-ulang.

5.   Alasan Manusia Menciptakan Keindahan

Keindahan adalah bagian dari kehidupan manusia, yang merupakan  kebutuhan kodrati. Karena itu manusia berusaha menciptakan keindahan.
Pengungkapan keindahan dalam karya seni didasari oleh motivasi tertentu dan dengan tujuan yang tertentu pula. Berikut ini alasan/motivasi dan tujuan para seniman menciptakan keindahan melalui karya seninya.
(a)   Tata nilai yang telah usang
Tata nilai yang terjelma dalam adat istiadat ada yang sudah tidak sesuai lagi dengan keadaan, sehingga dirasakan sebagai hambatan yang merugikan dan mengorbankan nilai-nilai kemanusiaan. Tata nilai semacam ini dipandang sebagai mengurangi nilai moral, sehingga dikatakan tidak indah. Yang tidak indah harus disingkirkan dan digantikan dengan yang indah. Yang indah itu ialah yang menghargai dan mengangkat martabat manusia.
(b)  Kemerosotan moral
Keadaan yang merendahkan derajat dan nilai kemanusiaan ditandai dengan kemerosotan moral. Kemerosotan moral dapat diketahui dari tingkah laku dan perbuatan manusia yang bejat terutama dari segi kebutuhan seksual. Kebutuhan seksual ini dipenuhinya tanpa menghiraukan ketentuan umum, agama, dan moral masyarakat. Yang demikian ini dikatakan tidak baik, yang tidak baik itu tidak indah.
(c) Penderitaan manusia
     Banyak faktor yang membuat mausia itu menderita. Tetapi yang paling menentukan ialah faktor manusia itu sendiri. Manusialah yang membuat orang menderita sebagai akibat ingin berkuasa, serakah, tidak hati-hati, dan sebagainya.
     Keadaan yang demikian ini tidak mempunyai daya tarik dan tidak menyenangkan, karena nilai kemanusiaan telah diabaikan, dan dikatakan tidak indah.
(d) Keagungan Tuhan
     Keagungan Tuhan dapat dibuktikan melalui keindahan alam dan keteraturan alam semesta serta kejadian-kejadian alam. Keindahan alam merupakan keindahan mutlak ciptaan Tuhan. Manusia hanya dapat meniru saja keindahan ciptaan Tuhan itu.

6.   Pengaruh Keindahan Terhadap Jiwa Manusia

     Keindahan itu dapat meresap ke dalam jiwa apabila dihayati. Untuk itu perlu dilakukan berbagai cara pendekatan. Dari berbagai pendekatan itu akan dapat dirasakan pengaruh keindahan itu terhadap jiwa manusia, pengaruh mana akan terwujud dalam sikap, tingkah laku dan perbuatan manusia.
     Membisakan diri menyaksikan keindahan alam berarti menyadarkan kita akan kebebasan Tuhan, membangkitkan rasa takwa kepada Tuhan, dan memperhalus budi pekertinya. Orang yang halus budi pekerti akan bersikap sopan, lemah lembut, tidak kasar, selalu akan berbuat baik.

     Karena itu dengan karya seni dapat dibina kehalusan jiwa merupakan cermin budi pekerti yang baik.


Daftar Pustaka:
Muhammad, Abdulkadir. 1988. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: Fajar Agung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar