Pendekatan adalah titik
tolak atau sudut pandang terhadap proses pembelajaran atau merupakan gambaran
pola umum perbuatan guru dan peserta didik di dalam perwujudan kegiatan
pembelajaran. Pendekatan pembelajaran juga dapat diartikan sebagai titik tolak
atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada
pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di
dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran
dengan cakupan teoretis tertentu (Khairul Anas, 2012).
Contoh Pendekatan Pembelajaran (Saikhul Arif, 2011):
A. Pendekatan Pembelajaran Berdasarkan Subyek dan Obyek Pembelajaran
Contoh Pendekatan Pembelajaran (Saikhul Arif, 2011):
A. Pendekatan Pembelajaran Berdasarkan Subyek dan Obyek Pembelajaran
1.
Pendekatan pembelajaran yang berorientasi
atau berpusat pada siswa (student centered approach),
2.
Pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada
guru (teacher centered approach).
Pendekatan
yang berpusat pada guru menurunkan strategi pembelajaran langsung (direct instrucion), dan pembelajaran
deduktif atau expository. Sedangkan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada
peserta didik menurunkan strategi pembelajaran discovery (penemuan) dan inkuiry
serta pembelajaran induktif.
B.
Pendekatan Pembelajaran Berdasarkan Pemerolehan Bahan Pembelajaran1. Pendekatan Konsep
Pendekatan konsep adalah pendekatan yang mengarahkan peserta
didik meguasai konsep secara benar dengan tujuan agar tidak terjadi kesalahan
konsep (miskonsepsi). Konsep adalah klasifikasi perangsang yang memiliki
ciri-ciri tertentu yang sama. Konsep merupakan struktur mental yang diperoleh
dari pengamatan dan pengalaman.
Pendekatan Konsep merupakan suatu pendekatan pengajaran yang
secara langsung menyajikan konsep tanpa memberi kesempatan kepada siswa untuk
menghayati bagaimana konsep itu diperoleh.
2. Pendekatan Proses
Pendekatan proses merupakan pendekatan pengajaran yang
memberikan kesempatan kepada siswa untuk menghayati proses penemuan atau
penyusunan suatu konsep sebagai suatu keterampilan proses.
Pendekatan proses adalah pendekatan yang berorientasi pada
proses bukan hasil. Pada pendekatan ini peserta didik diharapkan benar-benar
menguasai proses. Pendekatan ini penting untuk melatih daya pikir atau
mengembangkan kemampuan berpikir dan melatih psikomotor peserta didik. Dalam
pendekatan proses peserta didik juga harus dapat mengilustrasikan atau
memodelkan dan bahkan melakukan percobaan.
C. Pendekatan Individual
Perbedaan
individual peserta didik yang beragam memberikan wawasan kepada guru bahwa
strategi pengajaran harus mamperhatikan perbedaan peserta didik secara
individual. Dengan kata lain, guru harus melakukan pendekatan individual dalam
implementasi strategi belajar mengajarnya. Bila tidak dilakukan, maka strategi
belajar tuntas atau mastery learning yang menuntut penguasaan penuh kepada
peserta didik tidak pernah menjadi kenyataan. Dengan pendekatan individual
diharapkan peserta didik memiliki tingkat penguasaan optimal.
Pada kasus-kasus
tertentu yang timbul dalam kegiatan belajar-
mengajar, dapat diatasi dengan pendekatan individual, misalnya untuk menghentikan peserta didik yang suka bicara. Dalam kasus ini dapat digunakan memisahkan/ memindahkan salah satu peserta didik tersebut pada tempat yang terpisah dengan jarak yang cukup jauh. Peserta didik yang suka bicara ditempatkan pada kelompok peserta didik yang pendiam.
mengajar, dapat diatasi dengan pendekatan individual, misalnya untuk menghentikan peserta didik yang suka bicara. Dalam kasus ini dapat digunakan memisahkan/ memindahkan salah satu peserta didik tersebut pada tempat yang terpisah dengan jarak yang cukup jauh. Peserta didik yang suka bicara ditempatkan pada kelompok peserta didik yang pendiam.
Pendekatan
individual mempunyai arti yang sangat penting bagi kepentingan pembelajaran.
Pengelolaan kelas sangat memerlukan pendekatan individual ini. Pemilihan metode
harus didasari oleh kegunaan pendekatan individual sehingga dalam proses
pembelajaran di kelas guru akan memperhatikan perserta didik secara individu.
Dengan demikian kesulitan belajar peserta didik lebih mudah dipecahkan,
walaupun suatu saat pendekatan kelompok diperlukan.
D. Pendekatan Konstektual
Menurut US Departement of Education (Saikhul Arif, 2011),
pendekatan kontekstual atau Contextual
Teaching and Learning (CTL) merupakan konsep belajar yang membantu guru
mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan
mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.
Pendekatan konstektual merupakan pendekatan yang membantu
guru mengaitkan antara materi yang diajarkanya dengan situasi dunia nyata siswa
dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan
masyarakat.pendekatan kontekstual sendiri dilakukan dengan melibatkan komponen
komponen pembelajaran yang efektif yaitu konstruktivisme, bertanya, menemukan,
masyarakat belajar, pemodelan, refleksi, penilaian sebenarnya.
E. Pendekatan Konstruktivisme
Pendekatan konstruktivisme merupakan pendekatan dalam
pembelajaran yang lebih menekankan pada tingkat kreatifitas siswa dalam
menyalurkan ide-ide baru yang dapat diperlukan bagi pengembangan diri siswa
yang didasarkan pada pengetahuan.
Pada dasarnya pendekatan konstruktivisme sangat penting
dalam peningkatan dan pengembangan pengetahuan yang dimiliki oleh siswa berupa
keterampilan dasar yang dapat diperlukan dalam pengembangan diri siswa baik
dalam lingkungan sekolah maupun dalam lingkungan masyarakat.
Dalam pendekatan konstruktivisme ini peran guru hanya
sebagai pembibimbing dan pengajar dalam kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu,
guru lebih mengutamakan keaktifan siswa dan memberikan kesempatan kepada siswa
untuk menyalurkan ide-ide baru yang sesuai dengan materi yang disajikan untuk
meningkatkan kemampuan siswa secara pribadi.
Jadi, pendekatan konstruktivisme merupakan pembelajaran yang
lebih mengutamakan pengalaman langsung dan keterlibatan siswa dalam kegiatan
pembelajaran.
F. Pendekatan Deduktif- Induktif
Pendekatan
deduktif (deductive approach) adalah
pendekatan yang menggunakan logika untuk menarik satu atau lebih kesimpulan (conclusion) berdasarkan seperangkat
premis yang diberikan. Dalam sistem deduktif yang kompleks, peneliti dapat
menarik lebih dari satu kesimpulan. Metode deduktif sering digambarkan sebagai
pengambilan kesimpulan dari sesuatu yang umum ke sesuatu yang khusus (going from the general to the specific).
Prinsip-prinsip penggunaan strategi pengajaran secara deduktif
(Haryono, 2010):
1.
Pada
peringkat permulaan, masalah, atau hipotesis harus dibedakan terlebih dahulu.
2.
Murid-murid
harus dibimbing mengingat kembali rumus, generalisasi, prinsip, teorema, atau
teori agar membolehkan mereka menyelesaikan masalah atau hipotesis yang telah
dibedakan.
3.
Generalisasi,
prinsip, atau teori yang digunakan untuk menyelesaikan masalah atau membuktikan
hipotesis haruslah diketahui serta telah difahamkan secara mendalam.
4.
Penggunaan
pendekatan deduktif haruslah dilaksanakan mengikuti prosedur dengan tepat.
5.
Proses
menyelesaikan masalah atau untuk membuktikan hipotesis tidak terhadap kepada
menggunakan satu generalisasi, prinsip, rumus, hukum, atau teori yang telah
dipelajari.
6.
Guru sendiri
tidak perlu menunjukkan cara menyelesaikan masalah atau menguraikan cara
membuktikan hipotesis, tetapi membimbing murid aktifitas tanya jawab sehingga
mereka menjalankan aktifitas penyelesaian masalah sendiri.
Pendekatan
induktif menekanan pada pengamatan dahulu, lalu menarik kesimpulan berdasarkan
pengamatan tersebut. Metode ini sering disebut sebagai sebuah pendekatan
pengambilan kesimpulan dari khusus menjadi umum (going from specific to the general).
Prinsip-prinsip penggunaan strategi pengajaran secara induktif
(Haryono, 2010):
1.
Sebelum
melakukan aktifitas pengajaran dan pembelajaran secara induktif, guru harus
menyediakan contoh-contoh yang sesuai, yaitu yang boleh digunakan oleh murid
membuat generalisasi. Di samping itu, soal-soal haruslah disediakan untuk
membimbing murid mendapat kesimpulan yang berkenaan.
2.
Guru tidak
harus memberi keterangan atau menguraikan isi pelajaran yang berkaitan dengan
kesimpulan. Murid-murid harus dibimbing melalui aktifitas soal jawab untuk
mendapat kesimpulan diri sendiri.
3.
Jenis contoh
khusus yang diberikan haruslah diperbagaikan, tetapi mengandung ciri yang sama
serta mudah untuk membolehkan murid mengenal pasti.
4.
Contoh-contoh
khusus yang dipilih haruslah sesuai dan mencukupi.
5.
Setelah
contoh-contoh khusus yang dikemukan oleh guru, murid-murid juga digalakkan
memberi contoh-contoh yang serupa.
6.
Alat bantu
mengajar harus disedikan untuk membantu murid mendapatkan kesimpulan yang
berkenaan.
7.
Kaidah
ini haruslah mengikut urutan yang tepat, yaitu daripada contoh-contoh spesifik
kepada umum.
G. Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM)
Pendekatan
(STM) Sains Teknologi Masyarakat merupakan terjemahan dari science technology and society
approach (STS) yang merupakan pendekatan pembelajaran, dikembangkan berdasarkan
pada filosofis kontruktivisme. Pendekatan pembelajaran tersebut telah
berkembang pesat di Amerika dan Inggris sejak awal tahun 1970-an. Pendekatan
STM (Sains Teknologi Masyarakat)
didasarkan pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan Sains
Teknologi Masyarakat (STM) ini baru diperkenalkan di Indonesia pada awal tahun
1990-an yang telah diuji coba dan dilakukan di berbagai sekolah di Jawa Barat
dan daerah lain di Indonesia.
Keunggulan
Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM)
menurut Wahyudi, dkk (Anonim, 2011) yaitu:
menurut Wahyudi, dkk (Anonim, 2011) yaitu:
·
Meningkatkan keterampilan inquiry dan pemecahan, di samping
keterampilan proses.
·
Menekankan cara belajar yang baik yang mencakup ranah
kognitif, afektif dan psikomotorik.
·
Menekankan sains dalam keterpaduan dan antara bidang studi.
menekankan keberhasilan siswa
·
menggunakan berbagai strategi
·
menyadarkan guru bahwa kadang-kadang dirinya tidak selalu
berfungsi sebagai sumber informasi.
·
ada hubungan antara tujuan, proses dan hasil belajar
·
perbedaan antara kecakapan, kematangan serta latar belakang
siswa juga diperhatikan.
·
Guru juga termasuk yang dievaluasi usahanya yang terus
menerus dalam membantu siswa.
Langkah-langkah Penerapan
Pendekatan STM
Ada bebrapa tahapan yang dapat dilakukan oleh guru dalam
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM),
yaitu:
·
Tahap apersepsi (inisiasi, invitasi dan eksplorasi) yang
mengemukakan isu atau masalah aktual yang ada di masyarakat dan dapat diamati
oleh siswa.
·
Dalam pembentukan konsep yang siswa membangun atau
mengkonstruksikan pengetahuan sendiri melalui observasi, eksperimen, dan
diskusi.
·
Tahap aplikasi konsep atau menyelesaikan masalah yang
menganalisis masalah atau isu yang telah dikemukakan di awal pembelajaran
berdasarkan konsep yang telah dipahami sebelumnya.
Tahap
pemantapan konsep, di mana guru memberi pemantapan konsep agar tidak terjadi
kesalahan konsep pada siswa dan tahapan evaluasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar