Minggu, 10 November 2013

PENDEKATAN PEMBELAJARAN

Pendekatan adalah titik tolak atau sudut pandang terhadap proses pembelajaran atau merupakan gambaran pola umum perbuatan guru dan peserta didik di dalam perwujudan kegiatan pembelajaran. Pendekatan pembelajaran juga dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu (Khairul Anas, 2012).
Contoh Pendekatan Pembelajaran (Saikhul Arif, 2011):
A.           Pendekatan Pembelajaran Berdasarkan Subyek dan Obyek Pembelajaran

1.      Pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach),

2.      Pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach).

Pendekatan yang berpusat pada guru menurunkan strategi pembelajaran langsung (direct instrucion), dan pembelajaran deduktif atau expository. Sedangkan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik menurunkan strategi pembelajaran discovery (penemuan) dan inkuiry serta pembelajaran induktif.
B.            Pendekatan Pembelajaran Berdasarkan Pemerolehan Bahan Pembelajaran

1.        Pendekatan Konsep 

Pendekatan konsep adalah pendekatan yang mengarahkan peserta didik meguasai konsep secara benar dengan tujuan agar tidak terjadi kesalahan konsep (miskonsepsi). Konsep adalah klasifikasi perangsang yang memiliki ciri-ciri tertentu yang sama. Konsep merupakan struktur mental yang diperoleh dari pengamatan dan pengalaman.

Pendekatan Konsep merupakan suatu pendekatan pengajaran yang secara langsung menyajikan konsep tanpa memberi kesempatan kepada siswa untuk menghayati bagaimana konsep itu diperoleh.

2.           Pendekatan Proses

Pendekatan proses merupakan pendekatan pengajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk menghayati proses penemuan atau penyusunan suatu konsep sebagai suatu keterampilan proses.

Pendekatan proses adalah pendekatan yang berorientasi pada proses bukan hasil. Pada pendekatan ini peserta didik diharapkan benar-benar menguasai proses. Pendekatan ini penting untuk melatih daya pikir atau mengembangkan kemampuan berpikir dan melatih psikomotor peserta didik. Dalam pendekatan proses peserta didik juga harus dapat mengilustrasikan atau memodelkan dan bahkan melakukan percobaan.

C.            Pendekatan Individual

Perbedaan individual peserta didik yang beragam memberikan wawasan kepada guru bahwa strategi pengajaran harus mamperhatikan perbedaan peserta didik secara individual. Dengan kata lain, guru harus melakukan pendekatan individual dalam implementasi strategi belajar mengajarnya. Bila tidak dilakukan, maka strategi belajar tuntas atau mastery learning yang menuntut penguasaan penuh kepada peserta didik tidak pernah menjadi kenyataan. Dengan pendekatan individual diharapkan peserta didik memiliki tingkat penguasaan optimal.

Pada kasus-kasus tertentu yang timbul dalam kegiatan belajar-
mengajar, dapat diatasi dengan pendekatan individual, misalnya untuk menghentikan peserta didik yang suka bicara. Dalam kasus ini dapat digunakan memisahkan/ memindahkan salah satu peserta didik tersebut pada tempat yang terpisah dengan jarak yang cukup jauh. Peserta didik yang suka bicara ditempatkan pada kelompok peserta didik yang pendiam.

Pendekatan individual mempunyai arti yang sangat penting bagi kepentingan pembelajaran. Pengelolaan kelas sangat memerlukan pendekatan individual ini. Pemilihan metode harus didasari oleh kegunaan pendekatan individual sehingga dalam proses pembelajaran di kelas guru akan memperhatikan perserta didik secara individu. Dengan demikian kesulitan belajar peserta didik lebih mudah dipecahkan, walaupun suatu saat pendekatan kelompok diperlukan.

D.           Pendekatan Konstektual

Menurut US Departement of Education (Saikhul Arif, 2011), pendekatan kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.

Pendekatan konstektual merupakan pendekatan yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkanya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.pendekatan kontekstual sendiri dilakukan dengan melibatkan komponen komponen pembelajaran yang efektif yaitu konstruktivisme, bertanya, menemukan, masyarakat belajar, pemodelan, refleksi, penilaian sebenarnya.

E.            Pendekatan Konstruktivisme

Pendekatan konstruktivisme merupakan pendekatan dalam pembelajaran yang lebih menekankan pada tingkat kreatifitas siswa dalam menyalurkan ide-ide baru yang dapat diperlukan bagi pengembangan diri siswa yang didasarkan pada pengetahuan.

Pada dasarnya pendekatan konstruktivisme sangat penting dalam peningkatan dan pengembangan pengetahuan yang dimiliki oleh siswa berupa keterampilan dasar yang dapat diperlukan dalam pengembangan diri siswa baik dalam lingkungan sekolah maupun dalam lingkungan masyarakat.

Dalam pendekatan konstruktivisme ini peran guru hanya sebagai pembibimbing dan pengajar dalam kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, guru lebih mengutamakan keaktifan siswa dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyalurkan ide-ide baru yang sesuai dengan materi yang disajikan untuk meningkatkan kemampuan siswa secara pribadi.

Jadi, pendekatan konstruktivisme merupakan pembelajaran yang lebih mengutamakan pengalaman langsung dan keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran.

F.             Pendekatan Deduktif- Induktif

Pendekatan deduktif (deductive approach) adalah pendekatan yang menggunakan logika untuk menarik satu atau lebih kesimpulan (conclusion) berdasarkan seperangkat premis yang diberikan. Dalam sistem deduktif yang kompleks, peneliti dapat menarik lebih dari satu kesimpulan. Metode deduktif sering digambarkan sebagai pengambilan kesimpulan dari sesuatu yang umum ke sesuatu yang khusus (going from the general to the specific).

Prinsip-prinsip penggunaan strategi pengajaran secara deduktif (Haryono, 2010):

1.         Pada peringkat permulaan, masalah, atau hipotesis harus dibedakan terlebih dahulu.

2.         Murid-murid harus dibimbing mengingat kembali rumus, generalisasi, prinsip, teorema, atau teori agar membolehkan mereka menyelesaikan masalah atau hipotesis yang telah dibedakan.

3.         Generalisasi, prinsip, atau teori yang digunakan untuk menyelesaikan masalah atau membuktikan hipotesis haruslah diketahui serta telah difahamkan secara mendalam.

4.         Penggunaan pendekatan deduktif haruslah dilaksanakan mengikuti prosedur dengan tepat.

5.         Proses menyelesaikan masalah atau untuk membuktikan hipotesis tidak terhadap kepada menggunakan satu generalisasi, prinsip, rumus, hukum, atau teori yang telah dipelajari.

6.         Guru sendiri tidak perlu menunjukkan cara menyelesaikan masalah atau menguraikan cara membuktikan hipotesis, tetapi membimbing murid aktifitas tanya jawab sehingga mereka menjalankan aktifitas penyelesaian masalah sendiri.

Pendekatan induktif menekanan pada pengamatan dahulu, lalu menarik kesimpulan berdasarkan pengamatan tersebut. Metode ini sering disebut sebagai sebuah pendekatan pengambilan kesimpulan dari khusus menjadi umum (going from specific to the general).

Prinsip-prinsip penggunaan strategi pengajaran secara induktif (Haryono, 2010):

1.         Sebelum melakukan aktifitas pengajaran dan pembelajaran secara induktif, guru harus menyediakan contoh-contoh yang sesuai, yaitu yang boleh digunakan oleh murid membuat generalisasi. Di samping itu, soal-soal haruslah disediakan untuk membimbing murid mendapat kesimpulan yang berkenaan.

2.         Guru tidak harus memberi keterangan atau menguraikan isi pelajaran yang berkaitan dengan kesimpulan. Murid-murid harus dibimbing melalui aktifitas soal jawab untuk mendapat kesimpulan diri sendiri.

3.         Jenis contoh khusus yang diberikan haruslah diperbagaikan, tetapi mengandung ciri yang sama serta mudah untuk membolehkan murid mengenal pasti.

4.         Contoh-contoh khusus yang dipilih haruslah sesuai dan mencukupi.

5.         Setelah contoh-contoh khusus yang dikemukan oleh guru, murid-murid juga digalakkan memberi contoh-contoh yang serupa.

6.         Alat bantu mengajar harus disedikan untuk membantu murid mendapatkan kesimpulan yang berkenaan.

7.         Kaidah ini haruslah mengikut urutan yang tepat, yaitu daripada contoh-contoh spesifik kepada umum.

G.    Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM)

Pendekatan (STM) Sains Teknologi Masyarakat merupakan terjemahan dari science technology and society approach (STS) yang merupakan pendekatan pembelajaran, dikembangkan berdasarkan pada filosofis kontruktivisme. Pendekatan pembelajaran tersebut telah berkembang pesat di Amerika dan Inggris sejak awal tahun 1970-an. Pendekatan STM (Sains Teknologi Masyarakat) didasarkan pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan Sains Teknologi Masyarakat (STM) ini baru diperkenalkan di Indonesia pada awal tahun 1990-an yang telah diuji coba dan dilakukan di berbagai sekolah di Jawa Barat dan daerah lain di Indonesia.
Keunggulan Pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM)
menurut Wahyudi, dkk (Anonim, 2011) yaitu:
·           Meningkatkan keterampilan inquiry dan pemecahan, di samping keterampilan proses.

·           Menekankan cara belajar yang baik yang mencakup ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.

·           Menekankan sains dalam keterpaduan dan antara bidang studi. menekankan keberhasilan siswa

·           menggunakan berbagai strategi

·           menyadarkan guru bahwa kadang-kadang dirinya tidak selalu berfungsi sebagai sumber informasi.

·           ada hubungan antara tujuan, proses dan hasil belajar

·           perbedaan antara kecakapan, kematangan serta latar belakang siswa juga diperhatikan. 

·           Guru juga termasuk yang dievaluasi usahanya yang terus menerus dalam membantu siswa.

Langkah-langkah Penerapan Pendekatan STM

Ada bebrapa tahapan yang dapat dilakukan oleh guru dalam pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Sains Teknologi Masyarakat (STM), yaitu:

·           Tahap apersepsi (inisiasi, invitasi dan eksplorasi) yang mengemukakan isu atau masalah aktual yang ada di masyarakat dan dapat diamati oleh siswa.

·           Dalam pembentukan konsep yang siswa membangun atau mengkonstruksikan pengetahuan sendiri melalui observasi, eksperimen, dan diskusi.

·           Tahap aplikasi konsep atau menyelesaikan masalah yang menganalisis masalah atau isu yang telah dikemukakan di awal pembelajaran berdasarkan konsep yang telah dipahami sebelumnya.
Tahap pemantapan konsep, di mana guru memberi pemantapan konsep agar tidak terjadi kesalahan konsep pada siswa dan tahapan evaluasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar