Selasa, 09 Desember 2014

Suci's Life Story [Cerbung] Part 2

Mulai saat itu, aku sekolah sambil berobat. Seminggu dua kali aku harus bolak balik ke rumah sakit. Cek ini itu. Suntik ini itu. Ribet, capek, dan pengalaman yang wajib disyukuri.

Di sekolah, aku masih tetap bisa berprestasi. Tak pernah ketinggalan pelajaran. Selain belajar di sekolah dan kesibukan sama pengobatanku, aku juga tetap bisa ikut TPQ (Taman Pendidikan Al-Qur’an) di sekolah setiap sore hari. Ohh ya.. dikelas 3 ini aku dapat teman baru. Fina dan Ike namanya. Dia anak tinggal kelas bersama 2 orang teman perempuannya Rias dan Asti. Tetapi Rias dan Asti agak sedikit nakal. Dia suka minta uang jajan teman-teman termasuk aku. Suka nyontek dan suka minta dikerjain tugasnya. Tapi sebenarnya orangnya baik sih, dan Diaz sekarang lebih dekat sama mereka dari pada sama aku. Iya. Sejak Dion tidak ada bersama kami.

Naik kelas 4 aku sudah bisa membaca Al-Qur’an dengan lancar, dan prestasiku pun sama sekali tidak turun. Dikelas 4 ini ada anak baru di kelas. Dewa namanya. Sedikit lebih ganteng sih dari pada Dion dulu. Maklumlah dia anak orang borjuis. Diaz, Rias dan Asti pun sering cari-cari perhatian sama si Dewa itu. Hiihhh..

Dikelas 4 aku mulai pindah tempat ngaji. Di masjid dekat rumah. Ustadznya masih muda-muda dan ganteng sich (upsss J). Aku tergolong santri yang cerdas disini. Cepat menghafal dan bandel. Hehehe..

Dan di kelas ini juga dokter memutuskan untuk menjalankan operasi untuk mengangkat penyakitku. Sedih rasanya. Takut. Takut mati. Takut kalau aku sudah tidak bisa kembali melihat matahari lagi. Tapi untungnya ditunda setahun kedepan. Artinya akau masih ada kesempatan untuk mempersiapkan semuanya.

Hari-hari di sekolah dan di tempatku ngaji berjalan seperti biasa. Tak ada yang istimewa. Teman-teman masih bersikap biasa-biasa saja. Walaupun untuk orang yang belum pernah bertemu denganku mungkin melihatku seperti manusia yang datang dari planet lain. Atau malah mereka mengira kau zombie atau alien yang sengaja diturunkan dari UFO demi misi kejahatan, makanya mereka pada takut. L

Tapi semuanya aku anggap biasa-biasa saja. Santai. Slow. Tiba saatnya dimana aku harus menjalani operasi di kelas 5. Semuanya serasa berjalan begitu cepat. Tak terasa aku telah berada di ruang serba hijau dan dinginnya setengah lingkaran. Banyak manusia-manusia berwarna hijau itu mendekatiku. Seakan segera menyerangku dari berbagai sisi. Aku ketakutan. Ribuan jarum dan peralatan yang sama sekali aku tak tahu siap melalapku hidup-hidup. Aku berontak. Hingga tiga botol obat bius itu pun tak mampu mengalahkanku. Aku masih mampu untuk berontak dan lari dari tempat itu sekencang mungkin. Tapi itu tak mungkin. Walaupun keyakikan dan kekuatanku untuk tetap bertahan hidup masing sangat kuat tapi tetap saja aku lemah kalau dokter menambah dosis obat bius itu. Dosis untuk 2x orang dewasa masuk ke dalam tubuhku. Dan kini aku tak tahu apa yang akan dan telah terjadi.

Satu hari kemudian aku tersadar. Aku tak tahu apa-apa dan tak bisa memikirkan apa-apa kecuali aku kebelet pipis.. Hihihihi.. dan mamalah yang aku sebut pertama dalam keadaan seperti itu. Perih dan nyeri semakin terasa hari-demi hari. Tak banyak yang bisa akau lakukan kecuali menahannya dan terus terdiam. Keadaan pasca operasi terus membaik. Walaupun operasi itu bisa dianggap gagal, tapi seminggu kemudian aku boleh pulang. Dan aku ingin segera kembali ke sekolah. Bermain bersama teman-teman. Aku merindukan teman-teman, aku merindukan mengerjakan PR, kangen ngaji sama teman-teman.

Seminggu kemudian aku sudah bisa beraktivitas seperti biasa. Sekolah, berobat, dan ngaji. Bermain sedikit saja. Ohh ya.. Setiap pagi aku selalu baca majalah anak BOBO selama bolak-balik rumah sakit. Jadi gak pernah merasa suntuk. J

Kenaikan Kelas. Prestasiku turun. Aku peringkat 5. Dari pra operasi sampa pasca operasi hampir satu bulan aku tidak masuk sekolah. Tapi tidak terlalu buruk lah.

Sekarang aku dekat sama Fina dan Ike. Diaz and The gank itu msih tetap mintain uang jajan juga sih, tapi itu semua masih keadaan wajar. Tidak terlalu anarkis.

Kelas 6 ini aku fokus untuk sekolah. Fokus belajar untuk menghadapi ujian nasional walaupun sesekali aku masih ke rumah sakit untuk check up.

Akhirnya aku lulus SD dengan nilai yang lumayan tinggi. Aku bangga dengan diriku sendiri. Aku berjanji kepada diriku sendiri akan selalu membanggakan kedua orang tuaku. Membahagiakannya semaksimal mungkin semampu aku.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar