Sabtu, 20 September 2014

GURU IDEAL

Guru ideal. Seideal apapun guru, guru juga tetap manusia yang pasti memiliki salah dan khilaf. Tapi usaha untuk menjadi ideal itulah yang membuatnya menjadi istimewa. Lalu seperti apakah guru yang ideal itu.?? Simak uraian berikut..!!!


Guru ideal adalah sosok guru yang mampu untuk menjadi panutan dan selalu memberikan contoh atau keteladanan. Guru ideal adalah guru yang mengusai ilmunya dengan baik. Mampu menjelaskan dengan baik apa yang diajarkannya. Disukai oleh peserta didiknya karena cara mengajarnya yang enak didengar dan mudah dipahami.

Guru ideal yang diperlukan saat ini adalah pertama, guru yang memahami benar akan profesinya. Profesi guru adalah profesi yang mulia. Dia adalah sosok yang selalu memberi dengan tulus dan tak mengharapkan imbalan apapun, kecuali ridho dari Tuhan pemilik bumi. Falsafah hidupnya adalah tangan di atas lebih mulia daripada tangan di bawah. Hanya memberi tak harap kembali. Dia mendidik dengan hatinya. Kehadirannya dirindukan oleh peserta didiknya. Wajahnya selalu ceria, senang, dan selalu menerapkan 5S dalam kesehariannya (Senyum, Salam, Sapa, Syukur, dan Sabar).

Kedua, guru yang ideal adalah guru yang memiliki sifat selalu berkata benar, penyampai yang baik, kredibel, dan cerdas. Guru yang memiliki keempat sifat itu adalah guru yang mampu memberikan keteladanan dalam hidupnya karena memiliki budi pekerti yang luhur. Selalu berkata benar, mengajarkan kebaikan, dapat dipercaya, dan memiliki kecerdasan yang luar biasa. Sifat tersebut di atas harus dimiliki oleh guru dalam mendidik anak didiknya karena memiliki motto iman, ilmu, dan amal. Memiliki iman yang kuat, menguasai ilmunya dengan baik, dan mengamalkan ilmu yang dimilikinya kepada orang lain.

Guru sebagai agen pembelajaran harus memiliki kompetensi. Kompetensi tersebut adalah kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian, dan kompetensi sosial.
a.         Kompetensi pedagogik
Kemampuan guru yang berkaitan dengan metodik dan didaktik, bertindak, memperlakukan siswa, dan mengelolah pembelajaran. Dalam pembelajaran selalu mempertimbangkan adanya unsur edukatif seperti memberi hukuman dengan adanya unsur edukatif.
b.      Kemampuan profesional
Guru harus profesional. Guru yang profesional tidak boleh mengeluh. Apapun masalah yang dihadapinya harus dihadapi. Misal : nilai anak didik menurun, harus dilakukan evaluasi sebagai bagian dari tugas profesi. Menjadi guru yang profesional harus memiliki jiwa kependidikan. Jika tidak memiliki jiwa kependidikan, ia akan menghukum anak didik dengan kekerasan.
c.       Kompetensi kepribadian
Guru sebagai seorang yang digugu dan ditiru harus mengutamakan akhlak yang baik dan mempunyai prinsip. Dengan memiliki kepribadian, guru akan disegani terlepas adanya orang yang benci dan senang. Kompetensi kepribadian merupakan kompetensi yang paling diutamakan untuk menciptakan manusia yang multi kompetensi. Dan juga dibutuhkan juga kompetensi profesioanl, paedagogik, dan sosial dalam proses pembelajaran.
d.      Kompetensi sosial
Guru harus memiliki jiwa sosial. Guru merupakan makhluk sosial yang hidup di masyarakat. Harus memberikan manfaat kepada orang lain karena “sebaik-baiknya manusia yang bermanfaat bagi orang lain”.

Untuk memiliki keempat kompetensi tersebut haruslah dengan ilmu, belajar, dan mengikuti perkembangan zaman. Guru yang memiliki kompetensi dapat dikatakan sebagai guru yang sempurna.

Guru yang ideal adalah guru yang memiliki kompetensi. Di samping itu juga melakukan pekerjaan dengan sebaik-baiknya.

Dalam proses pembelajaran guru hendaknya lebih menekankan dalam hal mendidik bukan mengajar. Mengajar lebih identik dengan transfer ilmu di kelas sedangkan mendidik lebih identik dengan transfer ilmu dan mendidik anak dengan akhlak mulia. Istilahnya mendidik sudah tentu mengajar sedangkan mengajar belum tentu mendidik.

Sebagai guru yang ideal kecerdasan intelektual harus diimbangi dengan kecerdasan moral. Bila kecerdasan intelektual tidak diimbangi dengan kecerdasan moral akan menghasilkan peserta didik yang hanya mementingkan keberhasilan ketimbang proses. Segala cara dianggap halal, yang penting target tercapai semaksimal mungkin. Inilah yang terjadi pada masyarakat kita sehingga kasus plagiarisme (menjiplak karya tulis ilmiah milik orang lain) dan korupsi merajalela di kalangan orang terdidik. Karena itu kecerdasan moral akan mengawal kecerdasan intelektual sehingga akan mampu berlaku jujur dalam situasi apapun. Kejujuran adalah kunci keberhasilan dan kesuksesan.

Selain kecerdasan intelektual dan moral, kecerdasan sosial juga harus dimiliki oleh guru ideal agar tidak egois, dan selalu memperdulikan orang lain yang membutuhkan pertolongannya. Dia pun harus mampu bekerjasama dengan karakter orang lain yang berbeda. Kecerdasan emosional harus ditumbuhkan agar guru tidak mudah marah, tersinggung, dan melecehkan orang lain. Dia harus memiliki sifat penyabar dan pemaaf.

Sedangkan kecerdasan motorik diperlukan agar guru mampu melakukan mobilitas tinggi sehingga mampu bersaing dalam memperoleh hasil yang maksimal. Kecerdasan motorik harus senantiasa dilatih agar guru dapat menjadi kreatif dan berprestasi. 


Semoga Bermanfaat.
Selamat berproses menjadi guru yang ideal..!!! 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar