Sabtu, 20 September 2014

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF



Pembelajaran akan menjadi bermakna bagi siswa jika siswa itu sendiri yang membangun pengetahuannya dan proses belajar mengajar akan menjadi sangat menarik bagi siswa jika siswa tersebut tetap dapat berinteraksi, bekerja sama, serta saling tukar pikiran dengan teman yang lain. Hal tersebut senada dengan konsep pembelajaran kooperatif.
Pembelajaran kooperatif dikembangkan dari teori belajar konstruktivisme yang lahir dari gagasan dari Piaget dan Vygotsky (Abdul Majid, 2013: 173). Pembelajaran kooperatif berasal dari kata “kooperatif” yang artinya mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim (Isjoni, 2012: 20).
Pada proses pembelajarannya siswa diberi kesempatan bekerja dalam kelompok kecil untuk mendiskusikan dan memecahkan masalah. Tugas kelompok dapat memacu para siswa untuk bekerja sama dalam mengintegrasikan pengetahuan baru dengan pengetahuan yang telah dimilikinya.
Menurut Johnson & Johnson (dalam Isjoni, 2012: 28) pembelajaran kooperatif adalah mengelompokkan siswa di dalam kelas ke dalam suatu kelompok kecil agar siswa dapat bekerja sama dengan kemampuan maksimal yang mereka miliki dan mempelajari satu sama lain dalam kelompok tersebut.
Slavin (dalam Isjoni, 2012: 22) mengemukakan, “In coperative learning methods, student work together in four member teams to master material initially presented by teacher”.
Dari uraian tersebut dapat dikemukakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana sistem belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif sehingga dapat merangsang siswa lebih bersemangat dalam belajar.
Tujuan utama dalam penerapan model pembelajaran kooperatif adalah agar peserta didik dapat belajar secara berkelompok bersama temannya dengan cara saling menghargai pendapat dan memberikan kesempatan kepada orang lain untuk mengemukakan gagasan dengan menyampaikan pendapat mereka secara berkelompok (Isjoni, 2012: 33).
Adapun tujuan dan manfaat pembelajaran kooperatif menurut (Abdul Majid, 2013: 175) adalah meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik, mengembangkan keterampilan sosial siswa, dan agar siswa dapat menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai perbedaan latar belakang.
Dalam pembelajaran kooperatif yang diadaptasi dari pendapat Arends (2008: 21) terdapat enam langkah pembelajaran yaitu:
a.    Mengklarifikasikan maksud dan estabilishing set.
Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar sehingga siswa dapat memahami dengan jelas prosedur dan aturan yang akan diterapkan dalam proses pembelajaran.
b.    Menyajikan informasi secara verbal maupun dalam bentuk teks
Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demontrasi atau lewat bahan bacaan.
c.    Mengorganisasikan siswa kedalam kelompok-kelompok belajar
Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien.
d.   Membimbing kelompok bekerja dan belajar
Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas.
e.    Evaluasi
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.
f.     Memberikan penghargaan
Guru mencari cara-cara untuk menghargai upaya atau hasil belajar individu maupun kelompok.



Semoga Bermanfaat.. :)



Sumber:

Abdul Majid. 2013. Strategi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Isjoni. 2012. Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta Didik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Arends, Richard I. 2008. Learning to Teach. Belajar untuk Mengajar Edisi Ketujuh Buku Dua. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar